Penanganan dari sekolah/madrasah
mutlak diperlukan agar prilaku buruk tersebut tidak menjadi kebiasaan, namun
kadang hukuman yang diberikan malah membuat trauma bagi siswa sehingga dapat
menimbulkan dampak psikis yang ujung ujungnya siswa tersebut malah memilih
untuk membolos daripada harus menerima hukuman. Oleh kerena itu guru harus jeli
dalam memilih metode untuk melakukan penanganan terhadap siswa yang sering
terlambat.
Hukuman secara fisik
seperti push up, shit up dll dirasa tidak dapat menyelelaikan masalah, yang ada
malah siswa merasa tertekan sehingga akan memproteksi diri dari guru yang
menangani, hal itu akan merugikan kedua belah pihak karena proses pembelajaran
tidak akan berjalan lancar.
Dalam kasus ini, perlu
adanya metode penanganan yang baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
seperti yang sudah dijalankan di MTs. Bahrul Ulum Genukwatu, hukuman-hukuman
secara fisik dirasa tidak mampu menyelesaikan masalah keterlambatan siswa,
sehingga trobosan baru dijalankan sejak 1
tahun yang lalu (2013) dimana siswa yang terlambat diwajibkan untuk membaca
surat yasin.
Selain itu
diperlukan kebersamaan dari pendidik
serta sosok guru yang mudah berkomunikasi dengan siswa sehingga siswa akan merasa
nyaman saat menjalani kewajibannya membaca yasin. Alhasil pendekatan dengan komunikasi yang
tepat serta metode yang tepat pula kini siswa yang sering terlambat merasa malu
terhadap guru yang sering menanganinya. “Dilain sisi karena sering membaca
yasin justru mereka dapat mengungguli teman-temannya dalam menghafalkan yasin”.
Ujar salah satu guru yang sering menangani anak trlambat.