M. Nur Afandi yusuf (Kiri) dan M. Agus Hafiz (kanan) Siswa MTs. Bahrul Ulum yang mengikuti jam'iyah ishari |
Tak
hanya para santri, peserta apel juga datang dari berbagai jam'iyah diantaranya Ikatan
Seni Hadrah Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Ishari. setelah
apel, jam'iyah tersebut tampil mengiringi pelepasan kirab hari santri dengan
membaca sholawat ala ishari (Hadrah)
Menurut
portal www.nu.or.id Hadrah sendiri merupakan kesenian islam nusantara yang
lahir sebelum kemerdekaan indonesia. Pada masa penjajahan,dimana kebebasan
berkumpul masyarakat pribumi diawasi dengan ketat, kegiatan kesenian hadrah berperan penting
dalam aktifitas konsolidasi para ulama untuk membahas masalah-masalah
keummatan, karena izin yang diberikan oleh pemerintahan penjajah dimanfaatkan
para ulama untuk musyawarah.
Setelah
masa kemerdekaan, ketika gerakan penyebaran paham komunis berkembang pesat,
termasuk penyebaran melalui media kesenian dan budaya, maka atas inisiatif KH
Abdul Wahab Hasbullah yang saat itu menjadi Rais Am PBNU, kelompok-kelompok
hadrah yang sudah eksis melaksanakan pembacaan shalawat hadrah itu diorganisir
untuk menandingi kelompok-kelompok kesenian dan budaya milik PKI.
Seiring
perjalananya, jamiyah ishari mengalami pasang surut. hal tersebut lantas
mendorong para steak holder untuk selalu berinovasi agar seni hadrah tetap
langeng dan diminati oleh masyarakat, salah satunya dengan melibatkan para
pemuda dalam berbagai kegiatan
M.
Nur Afandi Yusuf (15) merupakan salah satu dari puluhan siswa MTs.
Bahrul Ulum Genukwatu yang masih aktif dalam kegiatan tersebut.
pemuda asal dusun Sumbersari itu mengaku mengikuti kegiatan ishari sejak masih
duduk dikelas V. kini diusianya yang masih belia berbagai event sudah pernah
diikutinya mulai dari tingkat dusun hingga antar kota. "dulu saya ikut
diajak teman setelah tertarik saya kemudian membeli seragam dan ikut di
berbagai kegiatan, paling jauh pernah mengikuti kegiatan di kabupaten
Blitar" ujarnya.